Photo credit: Maria Putri Adianti, Staff Komunikasi Junior, dan Julia Theresya, Policy Advocacy Officer
Dalam rangka mencapai net zero emission (NZE) di Indonesia, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) merupakan upaya yang sangat penting guna bertransisi dari energi fosil. Provinsi NTT memiliki potensi energi terbarukan yang cukup besar untuk dimanfaatkan, salah satunya adalah dari energi surya. IRID bekerja sama dengan Yayasan Pikul mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 5 MWp Oelpuah dan mempelajari cara kerja di PLTS tersebut.
PLTS Oelpuah berada di bagian utara Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLTS ini dibangun oleh PT Len Industri (Persero) dan saat ini untuk pengelolaannya ditangani oleh PT Surya Energi Indonesia (SEI). Berdiri di lahan seluas 7,5 hektar, PLTS ini diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2015. PLTS Oelpuah berkapasitas hingga 5 megawatt peak (MWp) dan disebut sebagai Independent Power Produce (IPP) PLTS terbesar di Indonesia.
PLTS Oelpuah merupakan PLTS yang tidak menggunakan baterai, sehingga hanya dapat beroperasi pada pukul 07.30 – 17.00 WITA setiap harinya. PLTS ini memiliki 22.008 buah PV modul surya yang hingga hampir 8 tahun ini performanya relatif stabil, hanya beberapa unit yang perlu penggantian. Usia PV modul surya di PLTS ini diperkirakan dapat mencapai 10 tahun atau bahkan lebih. Penggantian dilakukan pada saat PV modul surya rusak, atau performa sangat menurun.
PLTS ini memiliki 5 grup atau blok rumah kubikal untuk mendistribusikan listrik ke kubikal inti di ruang kendali, dan kemudian didistribusikan langsung ke jaringan listrik PLN. Besaran kapasitas maksimal energi ekspor sendiri ditentukan oleh kebutuhan PLN, dengan rata-rata energi ekspor yang dihasilkan sekitar 3 – 3,5 MWp per hari. Urutan cara kerja mengubah energi surya menjadi listrik di PLTS Oelpuah adalah sebagai berikut: modul atau panel – inverter – kolektor – rumah kubikal – travo – kubikal inti. Jika kondisi cuaca sedang mendung atau hujan, PLTS ini masih mampu menyalurkan listrik 20 – 30% dari kapasitas normal.
PLTS Oelpuah memiliki 6 staf yang terdiri dari: 2 orang operator, 2 orang teknisi atau petugas lapang, dan 2 orang staf keamanan. Operator di PLTS Oelpuah merupakan lulusan Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Nusa Cendana (UNDANA) NTT. Selama ini, PLTS Oelpuah juga menjadi tempat kerja lapang (magang) para pelajar SMA/SMK sederajat yang tertarik mendalami bidang kelistrikan dan energi terbarukan.
Bagikan :