Perkembangan Global Goal on Adaptation (GGA) di Bawah Negosiasi Iklim UNFCCC

Penulis: Anindya Novianti Putri, Staf Advokasi Kebijakan Junior and Julia Theresya, Staf Advokasi Kebijakan

Masyarakat dunia sedang dihadapkan dengan ancaman kekeringan, banjir, gelombang panas, hingga kerawanan pangan yang semakin parah. Ancaman ini diprediksi akan terus meningkat, baik dari frekuensi maupun intensitas, seiring dengan suhu rata-rata global yang juga terus meningkat akibat emisi gas rumah kaca (GRK). Para Pihak di bawah UNFCCC semakin kencang mendorong berbagai upaya mitigasi untuk menekan emisi GRK. Namun demikian, membatasi emisi GRK yang dilepaskan tidak semerta-merta menurunkan konsentrasi GRK yang sudah ada di atmosfer (baca juga artikel lainnya). Maka dari itu, upaya mitigasi yang ambisius belum cukup untuk melindungi masyarakat terdampak, sehingga harus pula berjalan beriringan dengan upaya adaptasi untuk meningkatkan ketahanan, serta meminimalisir terjadinya kehilangan dan kerusakan (loss and damage) akibat dampak perubahan iklim. 

Pembentukan GGA dan Perkembangannya

Cakupan upaya adaptasi masih dianggap berskala kecil, lambat, dan belum memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak. Untuk mengisi kekurangan tersebut, Global Goal on Adaptation (GGA) diusulkan pertama kali oleh African Group of Negotiators (AGN) pada tahun 2013 dalam sesi kedua Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP) di Bonn, Jerman (UNFCCC, 2013). Usulan tersebut dimaksudkan untuk mendorong tindakan politik dan pendanaan adaptasi pada skala yang sama, seperti mitigasi. GGA pada akhirnya dibentuk di tahun 2015, untuk memandu upaya adaptasi global melalui kerangka kerja dan target-target, serta meningkatkan dukungan untuk adaptasi di negara-negara berkembang, yang tercantum dalam Pasal 7.1 Persetujuan Paris:

“Parties hereby establish the global goal on adaptation of enhancing adaptive capacity, strengthening resilience and reducing vulnerability to climate change, with a view to contributing to sustainable development and ensuring an adequate adaptation response in the context of the temperature goal referred to in Article 2.”

Pasal 7.1 Persetujuan Paris

Setelah 8 tahun dibentuk, pada Conference of the Parties serving as the Meeting of the Parties to the Paris Agreement kelima (CMA5) – yang berlangsung bersamaan dengan COP28 – tahun 2023 lalu di Dubai, para Pihak menyepakati kerangka kerja untuk penyusunan indikator-indikator pencapaian GGA, yang disebut sebagai United Arab Emirates Framework for Global Climate Resilience (UAE-FGCR) dan akan fokus dibahas dalam program kerja lanjutan UAE – Belém Work Programme. Kerangka kerja ini juga memuat tujuan adaptasi global secara luas, menentukan bidang-bidang prioritas aksi adaptasi, serta target dimensional atau terkait proses adaptasi (Decision 2/CMA.5). Para Pihak menyepakati bidang-bidang prioritas aksi adaptasi, yang tidak terbatas pada tujuh bidang prioritas: air, pangan dan pertanian, kesehatan, ekosistem dan keanekaragaman hayati, infrastruktur dan pemukiman, pengentasan kemiskinan dan penghidupan, serta warisan budaya (Decision 2/CMA.5, Paragraf 9).

Empat target dimensional atau terkait proses adaptasi (Decision 2/CMA.5, Paragraf 10) yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2030, di antaranya:

  1. Melakukan penilaian yang terkini terkait dampak, kerentanan, dan risiko akibat perubahan iklim;
  2. Memiliki National Adaptation Plans (NAPs), kebijakan, atau strategi yang mengarusutamakan upaya adaptasi yang relevan di seluruh sektor;
  3. Melakukan penilaian kemajuan implementasi NAPs/kebijakan/strategi adaptasi dan hasil pengurangan dampak sosial-ekonomi;
  4. Membentuk sistem pengawasan, pembelajaran, dan evaluasi, serta meningkatkan kapasitas institusional untuk penerapan sistem tersebut sepenuhnya.

GGA pada Subsidiary Bodies ke-60 (SB60)

Sebagai tindak lanjut, SB60 yang diselenggarakan pada bulan Juni 2024 lalu, telah mengundang para Pihak dan non-Party stakeholders, termasuk badan-badan terkait, organisasi-organisasi PBB dan badan-badan khusus, serta organisasi-organisasi terkait lainnya dari seluruh wilayah geografis, untuk menyampaikan:informasi mengenai indikator-indikator yang ada untuk mengukur kemajuan target (dalam Para 9-10 Decision 2/CMA.5) di tingkat lokal, nasional, regional, dan global selambat-lambatnya di akhir Juli 2024 lalu.

Dengan dukungan Sekretariat UNFCCC, SB60 meminta Chairs untuk mempersiapkan kompilasi dan pemetaan indikator-indikator yang dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan UAE-FGCR. SB60 juga meminta Chairs membentuk informal ad hoc technical experts group dan mengadakan pertemuan para ahli untuk membantu pekerjaan teknis di bawah UAE – Belém Work Programme, termasuk meninjau dan menyempurnakan kompilasi dan pemetaan indikator-indikator yang ada untuk disepakati pada CMA7. 

Kerangka kerja GGA yang diadopsi pada tahun 2023, tentu saja menandai kemajuan yang cukup berarti untuk upaya adaptasi global. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilanjutkan oleh para Pihak untuk meningkatkan aksi adaptasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh masyarakat paling rentan di dunia. Selama dua tahun ke depan, para Pihak harus berupaya mengembangkan kerangka kerja yang sudah ada dengan target ambisius dan langkah-langkah operasionalisasi pendanaan adaptasi yang jelas untuk memastikan tujuan GGA mampu dicapai oleh negara-negara di dunia.

Bagikan :