Pendanaan Iklim di COP28: Memastikan Ketersediaan Pendanaan Iklim Sesuai dengan Kebutuhan Negara-Negara Berkembang

Bicara soal target mobilisasi pendanaan iklim, banyak di antara kita yang teringat akan angka USD 100 miliar yang merupakan target mobilisasi pendanaan yang disepakati oleh para Pihak lebih dari 10 tahun yang lalu (dicanangkan semenjak COP15 di Kopenhagen pada tahun 2009, dan ditetapkan pada COP16 di Cancun pada tahun 2010). Walau demikian, hingga kini masih belum ada bukti yang kuat bahwa angka USD 100 miliar tersebut telah tercapai. Kekuatiran ini kembali disampaikan oleh negara-negara berkembang, dengan kembali menyatakan pentingnya pemenuhan target USD 100 miliar, dan memberikan kepastian ketersediaan pendanaan kepada negara-negara berkembang untuk melakukan aksi-aksi iklim.

Semenjak CMA3 (yang dilakukan bersamaan dengan COP26) di Glasgow tahun 2021 yang lalu, para Pihak sebenarnya telah menyepakati untuk mulai membicarakan target mobilisasi pendanaan yang baru, sebagaimana yang dimandatkan oleh keputusan para Pihak di Paris (paragraf 53) pada tahun 2015 yang lalu. Keputusan tersebut memandatkan bahwa para Pihak harus mulai membicarakan target mobilisasi pendanaan yang baru, dimana angka USD 100 miliar per tahun akan menjadi angka minimum (floor). Oleh sebab itu, pada CMA3 (Decision 9/CMA.3 paragraf 3) di Glasgow, disepakati untuk dibentuk sebuah ad hoc work programme terkait dengan New Collective Quantified Goal (NCQG) yang memiliki periode kerja selama 2 (dua) tahun, mulai dari tahun 2022 hingga tahun 2024. Ad hoc work programme ini memiliki aktivitas, salah satunya, untuk melakukan Technical Expert Dialogue (TED) sebagai wadah untuk menentukan elemen-elemen apa saja yang akan membentuk NCQG ini. TED dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap tahunnya, dan bersamaan dengan COP28 yang lalu, telah dilaksanakan TED yang ke-8.

TED ke-8 memiliki tujuan untuk melihat kembali rangkaian TED sebelumnya serta pembelajaran yang dapat diterapkan, untuk melakukan TED berikutnya di tahun 2024, menjelang akhir periode dari ad hoc work programme ini. Pada TED yang ke-8, laporan yang disusun oleh kedua co-chairs terpilih dari ad hoc work programme NCQG, memuat beberapa isu yang bersifat teknis dan politis, yang harus diselesaikan untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh terkait dengan target mobilisasi pendanaan yang baru. Misalnya, berapa angka kuantitatif yang perlu disepakati, untuk menjadi target yang baru? Hal lainnya yang perlu diselesaikan adalah terkait dengan penelusuran dana iklim yang termobilisasi, dimana definisi pendanaan iklim (climate finance) yang disepakati oleh para Pihak, diperlukan. Memiliki definisi pendanaan iklim yang disepakati dapat memberikan kepastian kepada para Pihak terkait dengan jumlah pendanaan yang termobilisasi. Isu seperti transparansi, tata cara pelaporan pun menjadi salah satu isu yang harus disepakati.

Proses untuk menyepakati isu yang bersifat teknis dan politis tersebut, menjadi salah satu pembahasan yang harus disepakati oleh para Pihak. Apalagi, TED merupakan sebuah proses multi-pihak dimana para Pihak bukanlah satu-satunya yang memikirkan bagaimana target baru akan ditentukan. Keterlibatan Non-State Actors di dalam TED, menjadi salah satu keunikan dalam penentuan target baru, yang tidak pernah ada bahkan saat penentuan angka USD 100 miliar yang dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Banyak Pihak yang menyatakan bahwa USD 100 miliar merupakan ‘angka yang jatuh dari langit’, yang ditentukan tanpa basis yang kuat.

Walaupun TED dianggap sebagai proses multi-pihak yang memberikan banyak informasi terkait dengan penetapan target mobilisasi pendanaan, harus diakui bahwa pada akhirnya para Pihak lah yang harus memutuskan. Berdasarkan hal ini, para Pihak bersepakat untuk berpindah dari proses TED menuju ke proses negosiasi yang Party-driven. Perubahan metodologi ini memungkinkan para Pihak untuk menentukan target pendanaan iklim yang baru berdasarkan hasil dari keseluruhan TED, serta submisi-submisi yang diajukan selama 2 (dua) tahun proses berlangsung. Harapannya, pada CMA6 (yang pelaksanaannya bersamaan dengan COP29) mendatang, para Pihak akan mencapai kesepakatan terkait dengan target mobilisasi pendanaan iklim yang baru.

Pembentukan fasilitas pendanaan iklim untuk loss and damage

COP28 yang lalu juga mencatat sejarah yang positif terkait dengan isu perubahan iklim di tingkat global. Pada pembukaan COP28 yang lalu, para Pihak sepakat untuk mengadopsi rekomendasi yang diusulkan oleh Transitional Committee, terkait dengan operasionalisasi Loss and Damage Funding Arrangement (LDFA) serta Loss and Damage Fund (LDF). Kesepakatan ini kemudian diikuti oleh beberapa Pihak yang mengumumkan pledge mereka untuk operasionalisasi LDFA dan LDF.

Pasca diadopsinya kesepakatan ini, maka para Pihak diharapkan dapat mencalonkan kandidat untuk mewakili wilayah regional yang ada, untuk duduk menjadi Board dari Fund untuk Loss and Damage, yang saat ini masih belum memiliki nama. Board terpilih diharapkan dapat menentukan nama yang tepat bagi Fund untuk Loss and Damage ini.

Untuk kepentingan operasionalisasi, pada tahap awal, para Pihak mengundang Bank Dunia (World Bank) untuk menjadi host operasionalisasi dari Fund tersebut selama 4 (empat) tahun pertama. Bank Dunia diharapkan dapat merespon dalam waktu 6 (enam) bulan ke depan, terkait dengan kesediaannya. Setelah itu, terkait apakah Bank Dunia akan memperpanjang periode menjadi host setelah masa 4 (empat) tahun tersebut, apabila Bank Dunia tidak dapat memenuhi 11 kriteria yang telah ditetapkan oleh para Pihak (paragraf 20), maka _ (COP) dan Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to the Paris Agreement (CMA) akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar Fund untuk Loss and Damage dapat menjadi lembaga yang berdiri sendiri. Termasuk di dalam langkah-langkah tersebut adalah mencari host country bagi Fund untuk Loss and Damage.

Jumlah pledge pendanaan iklim di COP28

Terlepas dari pendanaan iklim yang masih memerlukan kepastian dari segi besaran yang tersedia, terdapat beberapa pledge pendanaan yang telah diumumkan bahkan sebelum COP28 dimulai. Sebagaimana yang tercantum di dalam keputusan mengenai Outcome of the First Global Stocktake, pledges yang tercatat adalah sebagai berikut:

  • Green Climate Fund 2nd replenishment (GCF-2) dengan nominal pledge USD 12,833 miliar;
  • Terkait operasionalisasi Loss and Damage Funding Arrangement . Loss and Damage Fund sebesar USD 792 juta;
  • Adaptation Fund sebesar USD 187,74 juta;
  • Least Developed Countries Fund sebesar USD 179,06 juta;
  • Special Climate Change Fund sebesar USD 179,06 juta.

Terlepas dari munculnya pledge-pledge sebagaimana di atas, mengingat kebutuhan negara-negara berkembang untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim terus bertambah, maka diharapkan jumlah pledge dan realisasi dari pledge tersebut, akan semakin meningkat.

—————–

Bagikan :