Waktu: 09.00-10.30 WIB
Direktur Eksekutif IRID, Kuki Soejachmoen, akan membahas kebijakan dan kemajuan energi Indonesia dalam konteks COP26 di Seri Seminar Global ANU Indonesia Project.
Sebagai Staf Keuangan, Jamil membantu beberapa hal perihal pengelolaan untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID).
Jamil memiliki pengalaman dalam bidang pengelolaan keuangan selama lebih dari 4 tahun di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang Lingkungan Nasional sejak tahun 2020.
Dia mendapatkan gelar Master Manajemen dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Anindya bergabung di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai Staf Advokasi Kebijakan Junior pada tahun 2024. Sebelumnya, Anindya telah berkontribusi di IRID sebagai Climate Diplomacy Intern selama 6 bulan dengan berfokus pada pengerjaan isu Loss and Damage. Anindya juga berpengalaman sebagai intern di United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA) selama 4 bulan.
Anindya merupakan lulusan Universitas Brawijaya pada tahun 2022 dengan jurusan Hubungan Internasional dan minat studi International Security and Peace. Selama berkuliah, Anindya aktif pada Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya sebagai Staff of Social Affairs pada tahun 2019 dan Bendahara Umum pada tahun 2020.
Anindya merupakan awardee dari Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) 2021 dan mengikuti student exchange ke University of Warsaw, Poland selama satu semester. Selain itu, Anindya juga merupakan salah satu delegasi dari Universitas Brawijaya dalam Festival Kampus Merdeka sebagai salah satu side event G20 di Bali pada tahun 2022.
Hardhana bergabung di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai Staf Advokasi Kebijakan Junior pada tahun 2024. Sebelumnya Hardhana telah menjadi bagian dari IRID sebagai intern pada tahun 2023 dan mengerjakan isu transisi berkeadilan (just transition). Hardhana memiliki ketertarikan dalam studi energi dan pembangunan internasional.
Sebelumnya, Hardhana berpengalaman sebagai assistant analyst di Center for ASEAN Energy Research Universitas Pertamina. Ia terlibat secara aktif dalam penelitian analisis risiko sosial dari investasi energi di beberapa negara melalui kolaborasi dengan Investor Relation PT. PERTAMINA (Persero). Selain itu, Hardhana pernah menjadi relawan dalam organisasi Generasi Pandu Inklusi Nusantara (PINTAR), organisasi orang muda yang berkerak di bidang inklusi sosial.
Hardhana meraih gelar Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Pertamina dengan fokus studi Diplomasi Energi. Selama karir akademiknya, Hardhana menjadi salah satu penerima Beasiswa SOBAT BUMI dari Pertamina Foundation.
Intern – Loss and Damage
Anindya bergabung di Indonesia Research Institute for Decarbonization sebagai Climate Diplomacy Intern selama 6 bulan dengan fokus pada isu Loss and Damage. Sebelum bergabung dengan IRID, Anindya merupakan intern di United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA) selama 4 bulan.
Anindya merupakan lulusan Universitas Brawijaya pada tahun 2022 dengan jurusan Hubungan Internasional dan minat studi International Security and Peace. Selama berkuliah, Anindya aktif pada Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya sebagai Staff of Social Affairs pada tahun 2019 dan Bendahara Umum pada tahun 2020.
Anindya merupakan awardee dari Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) 2021 dan mengikuti pertukaran pelajar ke University of Warsaw, Polandia, selama satu semester. Selain itu, Anindya juga merupakan salah satu delegasi dari Universitas Brawijaya dalam Festival Kampus Merdeka sebagai salah satu side event G20 di Bali pada tahun 2022.
LinkedIn Profile : Anindya Novianti Putri
Periode Intership : September 2023 – Februari 2024
Intern – Pasal 6 Persetujuan Paris
Kurniawan, memiliki latar belakang Ilmu Fisika, bergabung bersama Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai Climate Diplomacy Intern sejak September 2023 hingga Februari 2024. Kurniawan mengerjakan isu terkait Pasal 6 Persetujuan Paris yang berkaitan erat dengan transfer hasil mitigasi yang dilakukan secara internasional maupun domestik, termasuk perdagangan karbon.
Kurniawan juga merupakan founder dari Koperasi Multi Pihak Tata Insan Mulia, yang didirikan di Yogyakarta pada Oktober 2022, yang bergerak pada jasa perbaikan lingkungan dan konsultasi manajemen energi. Dia memiliki ketertarikan pada isu yang berkaitan dengan carbon pricing dan energy modelling.
LinkedIn Profile : Kurniawan kurniawan
Periode Intership : September 2023 – Februari 2024
Intern – Just Transition/Just Transition Work Programme
Hardhana bergabung bagian dari Indonesia Research Institute for Decarbonization sebagai Climate Diplomacy Intern pada tahun 2023, mengerjakan isu transisi berkeadilan (Just Transition). Hardhana memiliki ketertarikan dalam studi energi dan pembangunan internasional.
Sebelum bergabung dengan IRID, merupakan Assistant Analyst di Center for ASEAN Energy Research Universitas Pertamina. Ia terlibat secara aktif dalam penelitian analisis risiko sosial dari investasi energi di beberapa negara melalui kolaborasi dengan Investor Relation PT. PERTAMINA (Persero). Selain itu, Hardhana pernah menjadi relawan dalam organisasi Generasi Pandu Inklusi Nusantara (PINTAR), organisasi orang muda yang bergerak di bidang inklusi sosial.
Hardhana meraih gelar S1 Hubungan Internasional dari Universitas Pertamina dengan fokus studi Diplomasi Energi. Selama karir akademiknya, Hardhana menjadi salah satu penerima Beasiswa SOBAT BUMI dari Pertamina Foundation.
LinkedIn Profile : Hardhana Danastri
Periode Intership : September 2023 – Februari 2024
Intern – Global Stocktake & Climate Finance
Ayla mulai bergabung di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai intern on climate diplomacy sejak September 2023 sampai dengan Januari 2024. Selama di IRID, Ayla berfokus dalam mengerjakan isu terkait Global Stocktake (GST) dan Pendanaan Iklim (Climate Finance).
Sebelum bergabung dengan IRID, Ayla menyelesaikan studi dan menyandang gelar Cum Laude di Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, dengan fokus penelitian pada peran CBDR-RC dalam Paris Agreement. Selama berkuliah, Ayla memiliki ketertarikan khusus pada penelitian seputar hukum internasional, hukum perjanjian internasional, dan hukum lingkungan internasional.
Ketertarikan Ayla pada isu lingkungan internasional mendorongnya dalam berbagai kegiatan terkait. Salah satunya adalah dengan melakukan magang di Direktorat Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Di samping itu, Ayla juga menjadi salah satu Trainee dalam program Climate Reality Leadership Corps yang diselenggarakan oleh the Climate Reality Project.
LinkedIn Profile: Puti Ayla Zafira Adriansyah
Periode Intership : September 2023 – Februari 2024
Duta Besar Salman Al Farisi adalah Anggota Dewan Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sejak tahun 2023. Saat ini, beliau menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indian Ocean Rim Association (IORA). Beliau merupakan mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Afrika Selatan (2018-2022) dan mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (2012-2016).
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro adala Ketua Dewan Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sejak tahun 2023. Beliau merupakan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Oktober 2019 – April 2021), mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Juli 2016 – Oktober 2019), dan juga mantan Menteri Keuangan ( Oktober 2014 – Juli 2016).
Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan (Oktober 2009 – Oktober 2014) dan saat itu beliau juga sempat menjabat sebagai anggota di Green Climate Fund Board. Saat ini, beliau menjabat sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Halimah mulai bergabung bersama IRID pada tahun 2023 sebagai Staff Komunikasi yang bertanggung jawab mendukung tim komunikasi untuk mengimplementasikan strategi komunikasi pada pihak eksternal dan internal IRID. Halimah memiliki pengalaman di bidang pembuatan konten, penerjemah, menulis, dan media sosial selama lebih dari 3 tahun.
Sebelumnya, Halimah bekerja sebagai penulis konten di salah satu start-up media Indonesia yang bergerak di bidang edukasi dan beberapa media online lainnya. Halimah juga pernah terlibat aktif sebagai relawan untuk acara Writer Series yang diadakan oleh the Jakarta Post.
Halimah meraih gelar Master di bidang International Public Relations and Global Communication Management di Cardiff University dan gelar Sarjana di bidang Studi Inggris, Universitas Indonesia.
Faisol bergabung bersama Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai peneliti pada tahun 2023. Faisol memiliki pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan selama lebih dari lima tahun. Fokus ketertarikan riset Faisol pada kajian Environment, Social, and Governance (ESG), pertanian berkelanjutan, politik pangan, dan pembangunan berkelanjutan.
Sebelumnya, Faisol adalah peneliti muda di Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dengan fokus kajian kebijakan ketahanan pangan dan pertanian. Faisol juga pernah bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit (Sinarmas Agribusiness and Food) sebagai Sustainability Assessment Officer dan bertanggungjawab pada studi-studi sosial pemenuhan compliance.
Faisol meraih gelar Master di bidang Kebijakan Lingkungan di Wageningen University – Belanda dan gelar Sarjana di Bidang Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gadjah Mada – Jogjakarta.
Sebagai Manajer Keuangan, Yoppy mengelola dana hibah untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID). Dia juga bertanggung jawab dalam mengembangkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh IRID untuk berbagai kalangan.
Yoppy telah berpengalaman lebih dari sepuluh tahun di bidang keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dimulai di salah satu LSM lingkungan internasional terbesar di Indonesia. Sebelum bergabung dengan IRID, Yoppy bekerja sebagai konsultan keuangan independen untuk mengelola anggaran, khususnya membuat sistem keuangan dan administrasi yang baik untuk LSM.
Yoppy mendapatkan gelar Master Manajemen dari Universitas Mercubuana.
Esti memiliki pengalaman selama 20 tahun di bidang manajemen, administrasi dan marketing. Sebagai Staf Operasional, Esti bertugas untuk mengelola seluruh kegiatan operasional di IRID dan memastikan setiap kegiatan berjalan dengan lancar.
Sebelum bergabung bersama IRID, Esti menjabat sebagai Project Manager Think20 Indonesia, bagian dari Engagement Groups G20, yang dikelola oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di mana dia mendukung Sekretariat Eksekutif Think20 dalam perencanaan dan implementasi kegiatan-kegiatan Think20. Dia juga berpengalaman dengan pengelolaan berbagai konferensi di tingkat nasional serta internasional.
Pada tahun 2016 hingga 2018, Esti bekerja untuk Indonesia Infrastructure Support (INIS) Trust Fund Grant TF0A04005, sebuah proyek kerja sama antara Bank Dunia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Dia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Maria bergabung di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) pada awal tahun 2023 dan menjadi bagian dari tim komunikasi yang bertugas untuk mengamplifikasi upaya-upaya dekarbonisasi yang dilakukan oleh IRID, utamanya melalui media sosial dan website.
Maria telah memiliki pengalaman sebelumnya di bidang komunikasi eksternal dan pengelolaan media sosial pada salah satu lembaga think tank di Indonesia yang bergerak di bidang perubahan iklim dan ketangguhan iklim. Maria mempunyai ketertarikan yang dalam di bidang komunikasi internasional.
Dia memperoleh gelar Bachelor of International Relations dari Universitas Katolik Parahyangan. Pada tahun 2018-2022, Maria terlibat aktif sebagai relawan dalam beberapa acara internasional seperti B20 Summit Indonesia 2022, AIESEC Program “Education Quality: World Without Borders” yang diselenggarakan di Kharkiv, Ukraina, serta Asian Games 2018. Hingga kini, dia aktif berpartisipasi dalam organisasi kepemudaan, Australian – Indonesian Youth Association (AIYA).
Sandra memiliki pengalaman lebih dari tujuh tahun di bidang administrasi pada beberapa perusahaan swasta di Indonesia. Setelah beralih dari Staf Keuangan menjadi Staf Operasional di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), Sandra mengorganisir dan memantau semua kegiatan dan proyek yang dilakukan IRID agar dapat berjalan dengan lancar dan baik dari sisi administratif, sesuai dengan tujuan utama lembaga.
Sebelum bergabung dengan IRID, dia memulai karirnya sebagai staf administrasi pada tahun 2010. Selanjutnya, dia menjadi bagian dari tim pengelola media sosial untuk PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), salah satu perusahaan ekspedisi terbesar di Indonesia. Sandra juga pernah menjabat sebagai Team Leader of Admin and Project Event, di mana untuk pertama kalinya dia terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di bawah sektor nirlaba.
Sandra memperoleh gelar Sarjana untuk Hubungan Internasional dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta.
Sebagai Spesialias Komunikasi, Dita mengelola semua kegiatan komunikasi untuk mengamplifikasi upaya-upaya dekarbonisasi yang dilakukan oleh Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID). Dia juga bertanggung jawab dalam “menerjemahkan” analisis dan kajian yang dihasilkan oleh IRID untuk beragam audiens dan produk.
Berpengalaman lebih dari 12 tahun di bidang komunikasi, Dita mulai bekerja di isu lingkungan sejak tahun 2008 ketika dia bekerja di salah satu NGO lingkungan internasional terbesar di Indonesia, khususnya untuk proyek-proyek hibah terkait rantai pasok berbasis kayu berkelanjutan, pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental service), pengelolaan hutan berkelanjutan, serta pengelolaan habitat spesies langka pada konsesi hutan alam.
Sebelum bergabung dengan IRID, Dita menjadi konsultan komunikasi independen untuk berbagai klien dan proyek. Peran utamanya adalah mengembangkan dokumen strategi komunikasi, panduan komunikasi eksternal, penulisan laporan, publikasi dan media sosial untuk isu-isu seperti keuangan berkelanjutan, kelautan dan perikanan, serta restorasi gambut.
Dita memperoleh gelar Master of Arts untuk Marketing Communications dari LSPR Communication dan Business Institute dan Sarjana Sosial untuk Komunikasi Massa (jurnalistik) dari Universitas Indonesia.
Julia memiliki pengalaman lebih dari tujuh tahun terlibat pada pengelolaan dan implementasi proyek-proyek hibah. Sebagai Policy Advocacy Officer di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID), Julia secara aktif terlibat dalam perencanaan, implementasi, serta monitoring dan evaluasi proyek-proyek yang sedang dikerjakan. Dia juga berkontribusi pada penelitian terkait kebijakan yang sesuai dengan isu-isu utama IRID dan membangun jejaring dengan para pemangku kepentingan.
Sebelum bergabung dengan IRID, Julia bekerja di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) dengan fokus pada pengelolaan proyek-proyek hibah terkait pertanian terpadu, praktik-praktik pertanian baik, dan penanganan bencana. Selama tahun 2018 hingga awal 2022 di Hivos, Julia terlibat dalam beberapa proyek berkelanjutan terkait pangan, masyarakat hijau dan energi terbarukan. Salah satunya, di bawah program EU SWITCH ASIA Local Harvest.
Julia menerima gelar Magister Manajemen Bencana dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia pada tahun 2018 di mana saat itu dia aktif berkontribusi sebagai Peneliti dan Project Associate di Pusat Studi Bencana Universitas Pertahanan Indonesia. Karena itu, dia memiliki ketertarikan khusus pada penelitian-penelitian mengenai bencana serta kehilangan dan kerusakan (loss and damage) akibat dampak perubahan iklim.
Ajeng bergabung bersama Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) sebagai peneliti pada tahun 2022. Ajeng memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di isu perubahan iklim sejak menjadi staf teknis Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) untuk Kelompok Kerja Pendanaan Iklim di tahun 2011.
Dia juga pernah menjabat sebagai Deputi Asisten Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, dengan fokus pada pendaanan iklim. Pada tahun 2017-2019, Ajeng terlibat aktif sebagai tim perunding pendanaan iklim di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Sebelum bergabung dengan IRID, Ajeng bekerja sebagai konsultan untuk GIZ/ Center for Climate Change and Multilateral Policy, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dia juga terlibat dalam kajian green finance terkait sektor energi di Indonesia di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atas dukungan World Resources Institute (WRI).
Ajeng memperoleh gelar Magister untuk Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia. Dia tertarik pada penelitian-penelitian seputar pendanaan iklim, gender, youth dan perubahan iklim.
Imelda memimpin upaya-upaya advokasi kebijakan di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID) yang berfokus untuk menggerakkan agenda dekarbonisasi di tingkat nasional. Imelda juga memastikan bahwa seluruh upaya advokasi kebijakan yang dilakukan melibatkan para pemangku kepentingan kunci, mulai dari pembuat kebijakan hingga organisasi masyarakat sipil.
Selama lebih dari 15 tahun, Imelda bekerja untuk isu-isu seputar mitigasi perubahan iklim, energi, dan pembangunan rendah karbon. Dia juga menjadi bagian dari Delegasi Indonesia untuk perundingan iklim, utamanya dalam diskusi-diskusi pendanaan iklim sejak COP20 di Lima, Peru, serta perundingan iklim terkait Persetujuan Paris. Sebelum menjadi Direktur Advokasi Kebijakan dan salah satu pendiri IRID, Imelda menjabat sebagai Advisor on Low Carbon Development bersama GIZ Indonesia, ASEAN & Timor Leste.
Sejak tahun 2013, Imelda telah terlibat dalam pembahasan pendanaan iklim, khususnya Green Climate Fund (GCF) melalui konsorsium ahli pendanaan iklim Climate Finance Advisory Service (CFAS). Imelda memiliki gelar Professional Doctor in Engineering untuk Chemical Engineering dari University of Twente dan Master of Engineering dari University of Groningen.
Andri memimpin penelitian dan analisis kebijakan di Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID). Andri berpengalaman lebih dari 20 tahun pada bidang hukum sebagai pengacara perusahaan di firma hukum Indonesia dan Amerika Serikat, serta penasihat hukum di berbagai organisasi untuk isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.
Andri dikenal sebagai salah satu ahli hukum pada isu pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services (PES) dan proyek-proyek pembiayaan terkait perubahan iklim. Dia juga pernah aktif menjadi penasihat hukum Pemerintah Indonesia dalam pengembangan mekanisme pembiayaan REDD+. Selain itu, Andri terlibat dalam penyusunan rancangan beragam regulasi di beberapa kementerian di Indonesia, di antaranya peraturan terkait penentuan harga karbon, dan revisi Undang-Undang Energi Nomor 30 Tahun 2007 yang diinisiasi oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Andri memperoleh gelar Master on International Environmental Law and Policy dari University of Kent, Inggris dan PhD untuk Hukum Lingkungan dari Pace University, Amerika Serikat.
Moekti Handajani Soejachmoen (Kuki Soejachmoen) merupakan salah satu pendiri dan saat ini merupakan Direktur Eksekutif Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID). Kuki telah berkecimpung di isu perubahan iklim sejak awal dekade 1990 pada saat mengerjakan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Aktivitas dan keterlibatan Kuki dalam isu perubahan iklim diawali dari sisi sains dan pemodelan sebelum selanjutnya lebih banyak terlibat di analisis dan advokasi kebijakan serta diplomasi dan perundingan internasional terkait perubahan iklim hingga saat ini.
Kuki mengawali karirnya di Pusat Penelitian Energi ITB sebelum bergabung dengan Yayasan Pelangi Indonesia hingga tahun 2010 setelah menyelesaikan masa kerja sebagai Direktur Eksekutif. Selanjutnya Kuki bergabung sebagai Asisten Khusus untuk Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dalam periode 2010-2019. Di Desember 2020, Kuki mendirikan IRID bersama dengan 3 orang pendiri lainnya.
Keterlibatan Kuki di diplomasi dan perundingan internasional iklim diawali di tahun 2000, sebagai bagian dari Climate Action Network International yang melakukan lobby dalam proses perundingan di bawah UNFCCC, dan dilanjutkan dengan bergabung sebagai Delegasi RI sejak COP13/CMP3 di Bali tahun 2007 hingga COP27 di Sharm el Sheikh tahun 2022 lalu.